Out Now! New Album from Ballads of the Cliche 'Paintings'
Ballads of the Cliché – Ini Waktunya
Para “pejuang akhir pekan” yang mengakali waktu untuk terus bersenang-senang.
Sembilan tahun sejak merilis album penuh pertama mereka, Evergreen, band indie pop asal Jakarta, Ballads of the Cliché, hadir kembali lewat ‘Paintings’. Sebuah album kaya warna yang dipercaya bisa menjadi kendaraan terbaru mereka untuk menyapa teman-teman pencinta musik di luar sana. Berisi 10 lagu, album, yang memajukan Home sebagai single jagoan, ini siap dirilis Jumat, 20 Mei 2016, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.
Album ini merupakan jawaban dari penantian panjang. Ya, perlu waktu kurang lebih 7 tahun untuk Bobby Alvianto (vokal), Frederick Rheinhard Tobing (gitar elektrik), Kurniawan Bambang (gitar akustik), Ferry Hardianto (drum), dan Zennis Arrochman (saxophone) menyelesaikan album ini. Kurun waktu yang tidak singkat tentunya.
Ya, kendalanya adalah waktu. Dengan status pekerja kantoran yang menempel pada semua personil, menyamakan jadwal untuk bertemu, memang tidak pernah mudah. Hal ini jadi penghambat proses berkreasi mereka di studio.
“Masing-masing kami punya prioritas, baik di kerjaan ataupun keluarga, ini yang membuat album kami tertunda sekian lama,” terang Bobby.
Ballads of the Cliché memang bukan musisi profesional. Para “pejuang akhir pekan” berstatus pegawai ini, bertransformasi menjadi musisi untuk sekadar menyeimbangkan kehidupan mereka sehari-hari. Karena buat mereka, musik adalah bagian yang tak bisa terlepaskan dari hidup.
“Kami memang tidak hidup dari musik, tapi rasanya kami juga tidak bisa hidup tanpa musik,” ujar Erick.
“Musik jadi ‘pelarian’ kami. Di saat penat dengan kerjaan kantor, misalnya, bermain musik merupakan obat paling mujarab,” tambah Ferry, yang diamini oleh Wawan.
“Kami bermain musik untuk bersenang-senang,” tambah Bobby lagi.
Bersenang-senang. Ya, ini juga salah satu kata kuncinya. Ballads of the Cliché adalah band yang percaya dan tetap menjaga “ibadah” bermusik mereka tidak boleh menjadi beban dan harus selalu menyenangkan. Itu juga yang menyebabkan mereka tidak ngoyo dan terburu-buru menyelesaikan album ini.
Paintings adalah hasil bersenang-senang dari Ballads of the Cliché. Dengan segala keterbatasan, mereka tetap berkarya dan membuktikan keberadaan mereka. Seperti orang bijak selalu berkata kalau “semua indah pada waktunya”, maka rasanya ini adalah waktunya buat Ballads of the Cliché. Perjalanan mereka mengakali waktu berbuah manis. Perjalanan mereka membawa kita sampai ke Paintings.
So, mari beri waktu untuk Ballads of the Cliché.