SORE Keluarkan Album Ketiga Berjudul ‘Los Skut Leboys’
Membicarakan SORE saat ini, bagaikan senja di tengah gurun yang bergairah. Tentang SORE, seperti halnya selalu bercerita tentang semua kegelisahan seorang pasangan kepada kekasihnya dan mencoba mempertanyakannya kembali, memainkan perasaan? romantis? seksi? galau? misterius?
Lebih dari satu dekade tetap ada dan masih terus berkarya, tentunya bukan hanya sekedar untuk membicarakan pembuktian sebuah eksistensi. Kita juga tidak perlu menghardik kekaryaannya, proses berkarya dengan hati, yang mengalir dari naluri atas nama seni yang datang melalui inspirasi dan ilham yang Tuhan berikan, hadir bagai daundaun kering yang berguguran karena tidak semua orang bisa menafsirkan, maka kita yang dianugerahi dan diberi kepercayaan sebagai perantara, dan tidak muluk-muluk akan sebuah nilai yang ada ini dihargai dan diperlakukan dengan hati serta mendapat mimpi dan nasib di tengah industri musik Indonesia, semuanya kita kembalikan ke pendengar dan pencinta musik. SORE sebagai isyarat “nyeleneh” dengan prestasi “One of Five Asian Albums Worth Buying” yang dilansir majalah Time Asia, juga termasuk jajaran dalam “150 Greatest Indonesian Albums of All Time” versi majalah Rolling Stone Indonesia.
Mudah-mudahan empat belas karya yang dirangkum dalam kurun waktu panjang sejak 2008 saat ini, tanpa kemustahilan pemaparan milik kuartet, Ade Firza Paloh (Gitar/Vokal), Awan Garnida (Bass/Vokal), Reza Dwi Putranto (Gitar/Vokal), Bemby Gusti Pramudya (Drum/Vokal) menjadi pelepas dahaga. 7 Tahun kidal hibernasi untuk album penuh, secara filsuf artinya adalah senja tanpa musim paceklik. Pemilihan “Los Skut Leboys” sebagai estetika adalah mimpi besar yang belum usai. Sama seperti halnya kebahagiaan terbesar seorang laki-laki itu adalah bisa berkumpul dengan teman-teman sejatinya dan melakukan apa yang ia suka.
“Los Skut Leboys” hadir dengan konsep minimalis plural SORE saat ini, sebagai bandit ibukota yang tengah menikmati masa santai. Bekerjasama dengan RooftopSound Records dan nama-nama besar seperti Aghi Narottama, Adink Permana, Sigit Pramudita sebagai jajaran produser, selain mengajak musisi tamu seperti Aji Gergaji (The Milo), Alvin Witarsa, Harry Winanto, Adra Karim, Ricky Surya Virgana dan John Navid (White Shoes and The Couples Company), Joko Anwar dan Aimee Saras, sekaligus Monica Hapsari didaulat sebagai yang menggambarkan ilustrasi untuk cover album ini.
Jakarta, Agustus 2015